Selasa, 15 Desember 2009

Bahasa Internasional Berkaca pada Bahasa Inggris


Ditulis oleh S. Dardjowidjojo (Unika Atmajaya-Indonesia)
Friday, 18 April 2008

Mandikdasmen (Jakarta): Suatu negara memiliki bahasa internasional memang ideal untuk kepentingan politik. Berabad-abad lalu bangsa Romawi pernah menikmati dominasi politik seperti ini karena bahasa latin menjadi lingua franca Indonesia seluruh jajahan Romawi. Begitu pula bahasa Prancis atau bahasa Yunani yang menjadi bahasa internasional di Timur Tengah 2.000 tahun lalu. Bangsa boleh bermimpi bahwa bahasa Indonesia akan menjadi bahasa internasional karena dibeberapa perguruan tinggi sekitar 42 negara telah mengajarkan bahasa Indonesia.

Sejarah dunia mencatat tampak status keinternasionalan ini terkait peran negara-negara itu dalam percaturan militer, politik, dan ekonomi. Saat Kekaisaran Romawi secara prolitik dan militer menguasai Eropa dan Afrika, Latin pernah menjadi bahasa internasional. Bahasa Prancis pernah menjadi bahasa internasional karena banyak jajahannya dan memakai bahasa itu. Begitu juga bahasa Yunani. (Crystal, 1997)

Menurut Crystal, sebuah bahasa dapat menjadi bahasa internasional karena (a) geographical-historical dan (b) socio-cultural. Saya ingin mengembangkan dua kriteria ini menjadi lima faktor : (1) struktur dan bobot internal; (2) jumlah pemakai; (3) penyebaran geografis; (4) dominasi kekuasaan, politik, dan ekonomi; dan (5) wahana komunikasi dalam keilmuan dan diplomasi. Akibat dari kelima faktor tersebut timbul (6) pengaruh kehidupan sosial.

Struktur yang sederhana dan jumlah kosa kata yang luas ikut memberi andil. Bahasa Inggris dapat mencapai tahap itu karena banyak mengalami proses permudahan dalam struktur bahasa. Bentuk akusatif, datif, genetif, dan lainnya boleh dikatakan tiada lagi. Juga gender yang mensyaratkan adanya pembagian alam menjadi maskulin, feminim, dan netral sudah tak ada lagi pada bahasa Inggris.

Komponen leksikon juga berperan penting, bahkan lebih penting dari komponen lain. Pertumbuhan bahasa Inggris dalam leksikon menunjukkan, bahasa ini “berani dan bersedia” menerima atau dipengaruhi oleh bahasa lain. Tahun 1980-an, bahasa Inggris diperkirakan memiliki 450.000 kata. Dalam kosakata, Honey (1997) mengatakan, “Any language is as good as any other language”. Bahasa sebagai wahana untuk mengungkapkan budaya pemangkunya. Tetapi, jika bahasa berperan sebagai bahasa internasional, cakupannya harus diperluas untuk dapat menampung kehidupan modern berbagai bangsa.

Bentuk tulisan juga berperan. Bahasa Inggris memakai sistem alfabet yang merupakan sistem umum bahasa dunia. Meski bahasa Inggris adalah bahasa ejaannya paling buruk, tetap wujud huruf dan cara baca dari kiri ke kanan merupakan unsur paling umum.

Jumlah pemakai yang besar, baik natif maupun non-natif suatu bahasa, tentu juga berperan penting. Bahasa Inggris, misalnya, yang pada akhir abad ke-16 hanya memiliki 5 juta – 7 juta penutur natif kini memiliki penutur natif 370 juta (Gorlach 2002).

Crystal (1997) menyatakan, jumlah pemakai bahasa Inggris diperkirakan 1.680 juta orang. Tetapi, jumlah pemakai saja belum cukup untuk menentukan suatu bahasa menjadi bahasa internasional.

Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional karena penyebaran di seluruh dunia sejak tahun 1584 saat Walter Raleigh dari Inggris mendarat di North Carolina.

Penyebaran ke Kanada terjadi tahun 1497 dan ke Australia pada abad ke-18. Di Benua Afrika, bahasa Inggris sudah lama tersebar sejak menjadi koloni Inggris sejak tahun 1806. Di India, kontak dengan bahasa Inggris sudah dimulai tahun 1612. Asia Tenggara merupakan landing kolonialisasi menarik sejak 1786.

Kolonialisasi sebenarnya identik dengan kekuasaan. Status internasional yang pernah dimiliki bahasa yunani, Latin, arab, Spanyol, dan Portugis di masa lalu tidak terlepas dari kekuatan yang dimiliki. Dominasi kekuasaan ini bersandar pada tiga pilar kekuatan; militer, politik, dan ekonomi. Bahasa-bahasa yang pernah menjadi lingua franca semua bersandar pada kekuatan militer.

Dominasi politik terkait kekuasaan karena umumnya suatu negara dengan supremasi militernya pasti menentukan arah plotik dunia. Pada abad ke-21, kehadiran lembaga seperti IMF dan ADB menunjukkan ekonomi dunia dikendalikan negara-negara maju.

Merupakan Faktor kelima yang juga mendukung terangkatnya bahasa menjadi bahasa internasional. Terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa tahun1920 dan terpilihnya bahasa Inggris menjadi bahasa internasional, membuat dokumen LBB dengan 42 negara anggotanya dicetak dalam bahasa itu. Konon ada 12.500 organisasi dunia dan dari jumlah ini diperkirakan 85 persen memakai bahasa Inggris sebagai wahana komunikasi antarangota. (Crystal 1997)

Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga bersandar pada bahasa Inggris. Dari satu milliar dokumen pada situs web tahun 1999,sebesar 86,5 persen ditulis dalam bahasa Inggris dan hanya 2,4 persen dalam bahasa Perancis. (Maurais 2003).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar